Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak
atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan. Namun saat ini debat yang akan kita bahas adalah
:
Debat
kompetitif yaitu debat
dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas.
Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan
("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing
mendukung dan menentang sebuah pernyataan.
Dalam debat
kompetitif tedapat gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim menjadi
penganjur dan penentang sebuah rencana yang berhubungan dengan topik debat yang
diberikan. Topik yang diberikan umumnya mengenai perubahan kebijakan yang
diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya memainkan peran Afirmatif
(mendukung proposal) dan Negatif (menentang proposal). Pada prakteknya,
kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki satu topik yang sama yang
berlaku selama setahun penuh atau selama jangka waktu lainnya yang sudah
ditetapkan.
Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang
juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari
debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan
debat yang lebih baik.
debat
kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan
untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya,
seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan
terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa
inggris masing-masing peserta.
Kejuaraan
debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui adalah World
Universities Debating Championship (WUDC) dengan gaya British Parliamentary di
tingkat universitas dan World Schools Debating Championship (WSDC) untuk
tingkat sekolah menengah atas.
Negara-negara
yang terkenal dengan tim debatnya antara lain Inggris,Australia,Irlandia , dan Amerika Serikat. Di Asia, negara yang
dianggap relatif kuat antara lain Filipina
dan Singapura.
Di Indonesia, debat kompetitif sudah mulai
berkembang, ada beberapa aturan yang sering dipakai pada debat kompetitif ini yang
diterapkan di Indonesia sebagai berikut :
Australian Parliamentary/Australasian Parliamentary
("Australs")
Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya menyebar
hingga ke kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan di Asia, sehingga akhirnya disebut
sebagai format Australasian Parliamentary.
Dalam format ini, dua tim
beranggotakan masing-masing tiga orang berhadapan dalam satu debat, satu tim
mewakili Pemerintah (Government) dan satu tim mewakili Oposisi (Opposition),
dengan urutan sebagai berikut:
1. Pembicara pertama pihak
Goverment - 7 menit
2. Pembicara pertama pihak
Oposisi - 7 menit
3. Pembicara kedua pihak
Goverment - 7 menit
4. Pembicara kedua pihak
Oposisi - 7 menit
5. Pembicara ketiga pihak
Goverment - 7 menit
6. Pembicara ketiga pihak
Oposisi - 7 menit
7. Pidato penutup pihak
Oposisi - 5 menit
8. Pidato penutup pihak
Goverment - 5 menit
Pidato penutup (Reply speech) menjadi ciri dari format ini.
Pidato penutup dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua dari masing-masing
tim (tidak boleh pembicara ketiga). Pidato penutup dimulai oleh Oposisi
terlebih dahulu, baru Government.
Asian Parliamentary ("Asians")
Format ini
merupakan pengembangan dari format Australs dan digunakan dalam kejuaraan
tingkat Asia. Perbedaannya dengan format Australs adalah adanya interupsi (Points
of Information) yang boleh diajukan antara menit ke-1 dan ke-6 (hanya untuk
pidato utama, tidak pada pidato penutup). Format ini juga mirip dengan World
Schools Style yang digunakan di WSDC.
Di Indonesia,
format ini digunakan dalam ALSA English Competition (e-Comp) yang
diselenggarakan (hampir) setiap tahun oleh ALSA LC [Universitas Indonesia].
British Parliamentary ("BP")
Gaya debat parlementer ini banyak dipakai di Inggris namun
juga populer di banyak negara, sebab format inilah yang digunakan di kejuaraan
dunia WUDC.
Dalam format ini, empat tim beranggotakan masing-masing dua orang
bertarung dalam satu debat, dua tim mewakili Pemerintah (Government) dan
dua lainnya Oposisi (Opposition), dengan susunan sebagai berikut:
Opening Government: Opening Opposition:
- Prime Minister - Leader of the Opposition
- Deputy Prime Minister - Deputy Leader of the Opposition
Closing Government: Closing Opposition:
- Member of the Government - Member of the Opposition
- Government Whip - Opposition Whip
Urutan berbicara adalah sebagai berikut:
1. Prime Minister - 7 menit
2. Leader of the Opposition
- 7 menit
3. Deputy Prome Minister -
7 menit
4. Deputy Leader of the
Opposition - 7 menit
5. Member of the Government
- 7 menit
6. Member of the Opposition
- 7 menit
7. Government Whip - 7
menit
8. Opposition Whip - 7
menit
Setiap pembicara diberi waktu 7 menit untuk menyampaikan
pidatonya. Di antara menit ke-1 dan ke-6, pembicara dari pihak lawan dapat
mengajukan interupsi (Points of Information). Bila diterima, pembicara
yang mengajukan permintaan interupsi tadi diberikan waktu maksimal 15 detik
untuk menyampaikan sebuah pertanyaan yang kemudian harus dijawab oleh pembicara
tadi sebelum melanjutkan pidatonya.
Juri dalam debat BP bisa satu orang atau satu panel berjumlah
ganjil. Di akhir debat, juri menentukan urutan kemenangan dari peringkat 1
sampai 4 untuk debat tersebut. Dalam panel, keputusan sebisanya diambil
berdasarkan mufakat. Bila mufakat tidak tercapai, Ketua Panel akan membuat
keputusan terakhir.
Dari informasi yang sudah
disampaikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan mengenai “Manfaat Debat Bagi
Pelajar” yaitu :
1. Dapat
meningkatkan pengetahuan umum mereka mengenai apa-apa saja yang terjadi di
dunia ini.
2. Meningkatkan kemampuan untuk mengutarakan
pendapat secara logis, jelas dan terstruktur.
3. Belajar mendengarkan pendapat yang berbeda dari
pihak lain, sehingga mereka dapat mengembangkan pendapat tersebut.
4. Meningkatkan
kemampuan berbahasa asing, terutama
bahasa inggris dimana bahasa ini sangat penting untuk dikuasai karena hal ini
sangat bermanfaat bagi masadepan pelajar.